Saturday, March 25, 2017

NHW #9 : BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN



Waah, tidak terasa sudah sampai pada penghujung program Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #3. Dan untuk nhw kali ini pun sangat simpel, yaitu ingin menjadi agen perubahan seperti apa kita ditengah-tengah masyarakat berdasarkan passion yang kita miliki. Sebenarnya saya suka sekali dengan dunia jahit menjahit, tapi sekarang baru bisa bikin yang simpel-simpel. Padahal kalau sudah mahir sedikit mau mengajarkan ibu-ibu rumah tangga membuat kerajinan dari kain-kain sisa sehingga bisa menambah income keluarga.Sekarang yang jelas saja dulu lah, disamping menjahit saya juga memiliki minat pada bidang literasi karena dari kecil saya sudah hobi sekali dengan membaca yang tak diragukan lagi banyak sekali manfaatnya. Tetapi di masyarakat Indonesia sudah menjadi rahasia umum kalau kita memiliki tingkat minat baca yang sangaaaaaaat rendah. Bagaimana akan menjadikan anak-anak suka membaca kalau ayah atau ibu mereka sendiri tidak tertarik. 

Berdasarkan fakta tersebut saya membuat sebuah langkah kecil untuk menularkan minat baca setidaknya kepada teman-teman saya yaitu dengan merangkum isi buku yang saya baca atau mereview isi buku tersebut yang kemudian saya share di group atau facebook dan belakangan saya membuat instagram khusus untuk memposting review buku-buku tersebut. Berharap dengan itu ada yang tertarik membaca buku tersebut secara utuh. 

Berikut bagan Agent of change
(pict) 

Sebagai penutup saya mengutip kalimat dari penulis inspiratif Helvy Tiana Rosa, 
"Berjuang untuk diri sendiri itu biasa, tetapi keindahan seseorang tampak justru saat ia berjuang untuk selain dirinya". 


Salam Ibu Profesional 

Saturday, March 18, 2017

NHW #8 : MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS



Materi ke #8 mengajarkan saya bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Melihat dari aktivitas pada kuadran BISA dan SUKA yang harusnya disuruh memilih satu saja, tapi saya memilih 2 cabang ilmu yang harus saya jalankan secara serentak dan memiliki target jangka pendek, yaitu bahasa arab dan kimia. 

Menilik dari pertanyaan "BE DO HAVE", maka berikut penjabarannya;
BAHASA ARAB 
Saya ingin menjadi penebar ilmu bahasa arab, terkhusus untuk anak-anak dan ibu-ibu rumah tangga (be). Caranya dengan memberikan privat kepada mereka (do). Seiring dengan kompetensi saya ingin membuka sebuah rumah belajar bahasa arab (have). 
Ada pun aspek dimensi waktunya; 
1. Lifetime purpose : menjadi mentor bahasa arab
2. Strategic plan: Bisa membaca arab gundul dan menulis essai dalam bahasa arab, serta mampu berkomunikasi dengan lancar baik lisan atau tulisan. 
3. New year resolution: Mampu memahami ilmu nahwu dan sorof tingkat dasar, serta mampu mentashrif dengan baik. 

KIMIA 
Saya ingin menjadi dosen bidang biokimia atau bioteknologi (be). Untuk mewujudkan itu saya harus melanjutkan studi minimal level S2 (do). Memiliki satu penelitian yang bisa memberikan banyak manfaat (have). 
Adapun aspek dimensi waktunya: 
1. Lifetime purpose : Dosen inspiratif 
2. Strategic plan : Mengantongi ijazah S2 maksimal tahun 2020 
3. New year resolution 
- Mencapai target toefl minimal 500 
- Bisa menulis essay ilmiah dalam bahasa inggris 
- Mendapatkan beasiswa di PTN dalam negeri (IPB atau UNAND) 

Sunday, March 12, 2017

NHW #7: BUNDA PRODUKTIF : rezeki itu pasti, kemuliaan harus dicari

Pekan ke 7, masuk kepada materi BundaProduktif. Mengutip dari materi, Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR". 

Ini niih, menjalankan aktivitas yang membuat matanya "berbinar-binar". Menjadi FTM selama 8 tahun saya menjalani peran benar-benar murni sebagai ibu dan istri. Tidak ada aktivitas lain yang cukup berarti untuk pengembangan kemampuan diri saya. Dan saya merasa saya juga tidak sempurna menjalani 2 peran tersebut. Masih biasa-biasa saja. Begitu ada rekomendasi untuk mengetahui minat dan bakat metoda ST (Strength Typology) 30 melalui www.temubakat.com yang diciptakan oleh Abah Rama saya bersemangat sekali mengikutinya. Saking semangatnya saya sampai melakukan tes ini berulang kali, bahkan 1 tes saya minta tolong kepada suami untuk melakukannya karena saya tahu suami adalah orang yang mengenal diri saya bahkan melebihi diri saya sendiri. Dari 3-4 kali tes tersebut ada beberapa potensi positif saya yang berbeda tapi ada 3 kategori yang tak tergoyahkan adalah Analyst (orang yang suka dengan angka dan data), Educator (memiliki keinginan untuk memajukan orang lain), dan Motivator (suka memberi motivasi kepada orang lain). 

Berikut hasil tes saya, 
(pict) ... 

Hasil tes tersebut gak jauh-jauh beda lah dengan yang saya rasakan selama ini. Atas semua itu saya semakin yakin, kalau misi saya adalah di dunia pendidikan. Mungkin dulu saya bercita-cita sebagai guru/dosen kimia, sekarang mungkin bisa dialihkan menjadi guru bahasa arab ( I really hope). 

Disamping ST 30, untuk mencari aktivitas yang benar-benar menjadi potensi kita dan membuat kita enjoy menjalaninya dapat dilakukan dengan membuat aktivitas kuadran 4; 
Kuadran 1: aktivitas yang saya suka dan saya bisa - mengajar 
- berkebun 
- membuat catatan harian 
- merencanakan kegiatan jangka panjang 
- membuat konsep atau materi ajar 
- beberes rumah (home decor) 
- memberi motivasi orang lain

Kuadran 2: aktivitas yang saya suka tetapi saya tidak bisa 
- menjahit 
- bersepeda 
- menulis naskah/artikel yang panjang

Kuadran 3: aktivitas yang saya tidak suka tapi saya bisa 
- memasak 
- mencuci

Kuadran 4: aktivitas yang saya tidak suka dan saya tidak bisa 
- design grafis 
- membuat kue 
- berdagang

Selama ini saya berpikir, bunda produktif itu adalah bunda yang bisa menghasilkan uang. Dan ternyata saya salah. Bunda Produktif itu tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang. Jadi, mulai sekarang "menjadilah produktif dengan cara yang profesional". Urusan rezeki Allah yang mengatur. 

Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga, untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa. 

Saturday, March 4, 2017

NHW #6 BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL




Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita merasa sibuk sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri. Untuk itu kita harus BERUBAH atau KALAH.

Catatan penting untuk saya, ada 3 aktivitas paling penting yang harus dikerjakan secara dinamis; ibadah, mengurus keluarga dan menimba ilmu. Dan 3 aktivitas paling tidak penting yang harus dikurangi atau kalau bisa di-cut; medsos kebablasan, nonton drama korea dan "ngalai-ngalai" (malas-malasan).

Membuat jadwal harian dan konsisten menjalankannya sangat bagus dalam mendukung peran kita sebagai manajer keluarga handal. Berhubung saya adalah seorang ibu yang bekerja pada ranah domestik, otomatis 90% kegiatan saya terpusat di rumah.

Berikut jadwal harian yang saya buat dalam menjalankan peran saya sebagai seorang manajer handal keluarga:
03.30 - 05.00 : Bangun, tahajud, tilawah, subuh dan mandi pagi
05.00 - 06.00 : Murajaah dan hafalan abang dzaki
06.00 - 07.00 : Menyetrika pakaian / mencuci pakaian
07.00 - 10.00 : Beres rumah, belanja ke pasar dan masak
10.00 - 12.00 : Aktivitas bersama gildan, Sewing, crafting dan online shop (sosmed, group ilmu) 12.00 - 14.00 : Ishoma, Belajar tahsin online
14.00 - 17.00 : aktivitas kreatif bersama Dzaki dan Gildan,Materi sore Dzaki
17.00 - 18.00 : Mandi sore, persiapan magrib dan makan malam
18.00 - 19.00 : Mengajar Dzaki iqra, membacakan sirah nabawiyah untuk Dzaki/Gildan
19.00 - 20.00 : Menemani Dzaki belajar, menemani Gildan membaca buku
20.00 - 21.00/22.00 : Me time (baca buku, belajar kelas online bahasa arab dan IIP)

Note
* 14.00 - 20.00 : NO gadget
* Jadwal ini berlaku untuk hari senin-sabtu

Sunday, February 26, 2017

NHW #5 : LEARNING HOW TO LEARN


Belajar bagaimana caranya belajar, weees dalam banget yah ini judulnya. Memasuki pekan ke-5 kelas materikulasi, membuat saya mikir-mikir apaaa ya yang mau dikerjakan. Desain pembelajaran seperti apa ya yang diinginkan oleh saya?  

Menoleh lagi kebelakang, mengingat masa-masa yang telah berlalu. Saya termasuk generasi kurikulum CBSA, dimana "kehebatan" hanya diukur dari sisi akademis yang kognitif saja. Jadilah saya hanya melihat bidang-bidang ilmu itu sangat sempit. Sejak SD yang terlintas dalam pikiran saya hanya mengikuti alur prestasi akademis, dimana saya bagus dibidang matematika dan IPA (fisika, biologi, kimia). Sementara itu, saya sangat tidak suka dengan pelajaran bahasa, PKn, sejarah, seni dan olahraga. Setelah menginjak bangku SMA satu persatu bidang ilmu yang saya sukai itu tereliminasi sehingga menyisakan satu bidang ilmu saja, kimia. Karena hanya bidang ini yang sangat menarik untuk digeluti menurut saya. Di kuliah tentu saja saya mengambil jurusan kimia, disini kesukaan saya akan kimia mulai mengerucut. Saya hanya tertarik dengan kimia organik dan biokimia. Tamat kuliah cita-cita menjadi ilmuwan bergeser menjadi pendidik sehingga saya melamar kerja menjadi dosen disebuah STIKES di tanah kelahiran, waktu itu tamatan S1 masih bisa mengajar mahasiswa D3 karena belum diberlakukan syarat dosen minimal S2. Setahun jadi dosen ada gonjang ganjing pemberlakuan syarat S2 dan saya pun hijrah ke ibukota tetap dengan niat sebagai tenaga pendidik. Akhirnya keterima sebagai guru di salah satu sekolah internasional. Disisi terdalam hati saya ingin sebenarnya melanjutkan studi, tapi sisi lain mengatakan saya harus menikah. Di usia mendekati 25 tahun saya berumahtangga. Singkat cerita, selama 8 tahun menikah saya stay di rumah. Keinginan untuk melanjutkan studi dibidang kimia seakan pupus. Kadang timbul semangat untuk mencari beasiswa untuk S2, lantas mikir lagi. Kalau udah S2 emang mau ngapain lagi? Ah sudahlah. Saya berpikir bukan untuk cita-cita sesaat lagi sekarang. Namun sebuah proyek jangka panjang untuk saya dan anak-anak saya. Terbersitlah sebuah keinginan untuk mendalami bahasa arab yang InsyaAllah akan sangat bermanfaat untuk saya dan anak-anak. 

Yap, jadi curhat deh ya. Padahal niatnya tadi cuma mau bikin prolog saja. Baiklah, dari proses saya menuntut ilmu selama ini, saya dapat membuat kira-kira desain pembelajaran seperti apa yang sesuai untuk saya. Ada 5 tahapan secara garis besar, yaitu: 
1. Memilih ilmu yang diperlukan 
Ilmu itu kan banyaaaak dan luas yaa, jadi penting untuk memilih dan memilahnya. Mana ilmu yang perlu diketahui secara garis besar saja, mana ilmu yang mesti didalami lebih jauh. 
2. Tujuan mempelajari ilmu 
Nah ini erat kaitannya dengan niat, apa tujuan kita mempelajari ilmu tersebut? Untuk apa? Targetnya gimana? 
3. Metoda 
Ini merupakan cara mendapatkan ilmu. Apakah otodidak, belajar di kelas formal, membaca dari literatur atau buku atau belajar langsung ke pakarnya. 
4. Strategi 
Bagaimana teknik dapat menyerap ilmu sangat penting. Ini berkaitan dengan cara belajar. Belajar sekadar tau saja atau belajar untuk benar-benar paham? 
5. Evaluasi 
Disetiap proses pembelajaran menurut saya memerlukan evaluasi. Bisa dilakukan oleh diri sendiri atau pihak yang bertanggungjawab untuk itu. 

Saya merasa diusia sekarang belum banyak berkontribusi apa-apa bagi peradaban. Setidaknya dengan mengetahui apa yang bisa saya pelajari dan bisa saya tularkan kepada orang lain dengan cara saya sendiri itu awal dari sebuah "partisipasi".

Oke, mari kita tutup dengan sebuah kutipan yang manteeeb.
" Good is not enough anymore. We have to be different"

Salam Ibu Profesional



Sunday, February 19, 2017

NHW #4 : MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Alhamdulillah, sampai pada pekan ke-4 kelas matriks. Pada nhw kali ini saya menemukan sebuah kesimpulan. Bahwa dari nhw-nhw sebelumnya ada sebuah benang merah. Sebuah proses yang memiliki kolerasi, membutuhkan komitmen agar dapat berjalan secara kontinu. 

Mereview nhw sebelumnya, pada nhw #1 saya telah menetapkan Bahasa Arab sebagai ilmu yang akan saya tekuni dalam universitas kehidupan ini. Dan sampai sekarang pun masih tetap dengan pilihan itu. 

Pada nhw #2 dan #3, telah dibuat beberapa indikator untuk dapat memantaskan diri sebagai Ibu kebanggaan keluarga, disini saya masih belum konsisten.Terasa banyak sekali kendala, terutama kendala dalam diri saya sendiri yang kurang komitmen. Ditambah dengan kondisi keluarga kami yang kurang kondusif saat ini karena pekerjaan Abinya anak-anak yang juga menyita waktu dan tenaga saya. Bagian ini menjadi PR besar bagi keluarga kami. Sepertinya visi dan misi keluarga kami belum lagi duduk. Masih berjalan seperti air mengalir. Sungguh, ingin segera bermuara pada satu titik dimana kami bisa menetapkan ingin menjadi seperti apa kelurga kami. Hmm..sebetulnya kami sadar-sesadarnya bahwa kondisi ekonomi yang tidak stabil tidak membuat kami menunda-nunda proyek besar ini. Tapi energi dan fokus kami sudah habis tercurah disini. Menjalankan komitmen dan berlogika waras itu adalah perjuangan bagi kami. 

Terlepas dari semua kekurangan dan perjuangan saya saat ini. Saya tetap optimis, kalau saya adalah individu yang "very limited edition". Bahwa keberadaan saya satu-satunya di dunia ini. Saya juga sama seperti orang lain, bahwa kita memiliki peran spesifik yang harus kita jalankan sebagai wali Allah di muka bumi. Kalaulah tidak akan bisa menjadi jalan besar maka saya akan mengambil peran saya menjadi jalan setapak, intinya tetap sama, bermanfaat bagi orang.

Saya akan mempelajari dengan sungguh-sungguh ilmu yang sudah saya pilih, sehingga dengan ilmu tersebut saya bisa berbagi kepada orang lain terkhusus pada anak-anak saya. Saya bercita-cita 2 atau 3 tahun kedepan saya bisa membuat sebuah metoda pengajaran bahasa arab yang mudah dicerna oleh anak-anak usia 5-12 tahun. Saya berpendapat kalau bahasa arab itu harus menjadi bagian yang mesti dikuasi sebagai seorang muslim. Bukan hanya untuk kalangan santri saja. Sejauh ini saya melihat bahasa arab masih menjadi golongan "bahasa aristokrat" dengan kata lain hanya golongan tertentu saja yang mempelajari bahasa ini. Mungkin hal ini disebabkan karena kurangnya sumber ilmu atau pemahaman tentang urgensi mempelajari bahasa tersebut. 

Saya sadar, dengan usia yang menjelang 33 tahun ini kalau kata orang minang "umua manenggang", usia yang tidak muda tapi juga belum bisa dibilang tua. Hehee. Saya baru memulai KM 0 milestone perjalanan misi saya. Untuk speed kedepannya saya belum bisa mentarget ilmu-ilmu apa saja yang harus saya kuasai. Karena sampai saat ini saya masih berjibaku dengan ilmu yang sangat dasar (nahwu dan shorof tingkat awam). Meskipun begitu, tetap semangat dan konsisten. 

Lets do it. Do it.
HAMASAH!!!



Sunday, February 12, 2017

NHW #3 : MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH



Pekan ketiga kelas Matrikulasi dengan tema semakin menggigit, semakin membuat saya bertafakur. Menemukan misi spesifik kita diciptakan Allah di muka bumi, menemukan potensi unggul kita sehingga apa yang bisa kita berikan untuk peradaban ini. Menemukan jati diri lagi, mungkin begitu. Hmm, semua ini tidak terlepas dari peran yang sedang kita jalani, sebagai istri dan juga ibu. 

Sebagai istri, kenapa kita bisa berada pada tahap ini?, kenapa kita bisa menikah dengan seorang laki-laki yang sudah menjadi suami kita sekarang? Yaaah, jatuh cinta lah anda sekali lagi. Buatlah surat cinta pada pasangan anda. Utarakan semua perasaan anda sehingga membuat anda tidak salah memilih dia sebagai pasangan anda. Begitu instruksi dari fasilitator kami.

Saya dan suami menikah sudah 8 tahun. Tentu saja telah mengalami banyak suka dan duka. Berbagi bahagia, berbagi sedih, bahkan berbagi rahasia, berbagai apa saja. Ada juga pasang surut dalam berumahtangga, baik itu iman, roda ekonomi bahkan perasaan masing-masing kita . Demikian inti surat singkat yang saya berikan kepada suami. Saya beritakan diawal kalimat bahwa saya menyukainya dengan alasan yang sederhana. Dan saya tutup dengan mengatakan, "Terima kasih sudah memilih La. Uhibbuka Fillah". Dan heeey, apa yang terjadi setelah beliau membaca surat ini? Dia tersenyum dan langsung memeluk saya. Sementara yang dipeluk tak kuasa menahan tangis. Ada rasa plong dan ringan. Saya percaya sekali lagi, bahwa Allah mentakdirkan seseorang sesuai dengan kebutuhan kita, memilihkan yang terbaik untuk dunia kita, untuk akhirat kita. 



Terlahir menjadi seorang wanita, bisa menjadi istri dan ibu itu sungguh anugerah yang luar biasa. Alhamdulillah. Meski terkadang godaan untuk tidak bersyukur atas segala nikmat itu selalu ada. Ada titik dimana saya akan mengingat lagi betapa besar karunia Allah kepada saya. Melihat mereka, yaa. Mereka, dua putra saya. Duo mujahid saya yang tampan dan solih ( Insya Allah) , aamiin. Si sulung Dzaki, sudah 7 tahun. Cerdas seperti namanya. Sangat antusias terhadap dunia menggambar karakter dan menulis cerita. Bercita-cita bisa membuat komik dan film animasi. Suka bereksplorasi terhadap hal-hal disekitar atau mencoba kegiatan yang dibacanya lewat buku. Memiliki perasaan yang lembut. Dia juga bercita-cita mengahafal banyak ayat Al.quran, semoga kelak men jadi hafidz ya nak. Sementara si bungsu Gildan. Memiliki watak yang teguh, keras dengan apa yang diyakininya. Sekarang baru 3 tahun, tapi sudah terlihat jiwa pemberaninya. Suka dengan kegiatan rancang bangun seperti menyusun lego-lego menjadi sebuah kota. Menjadi ibu dua jagoan tentu saja membutuhkan energi yang luar biasa. Karena mereka yang kerap heboh dan aktif kesana kemari. Saling bertahan dengan pendirian masing-masing dengan ending akan menangis salah satunya. Menjaga kewarasan agar tetap berfikir dan bertindak yang layak adalah tantangan saya. Ya Rabb, jaga kewarasan saya. Mampukan saya mendidik mereka menjadi generasi akhir zaman yang solih dan bermanfaat. 

Melihat kedalam diri saya, kenapa saya terlahir dalam keadaan seperti sekarang ini? Saya yakin, saya adalah seorang yang kuat dan teguh dalam pendirian. Mampu bertahan dalam keadaan sulit sekalipun. Sangat mampu menyembunyikan suasana hati kepada orang lain, sehingga saya tetap terlihat akan baik-baik saja. Mudah berempati dan perhatian. Sangat menolak kedzaliman atau kerusakan disekitar, sehingga saya tidak segan-segan untuk memberi teguran kepada mereka yang melanggar norma sesuai kemampuan saya. 

In sya Allah, saya bangga menjadi diri saya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya. Menjadi lebih berbahagia lagi, menjadi bermanfaat lebih banyak lagi. 

Fighting!!!