Monday, March 7, 2016

Ibu, anak dan buah kurma

Diriwayatkan oleh imam Bukhori, ada sebuah kisah, seorang ibu datang membawa dua orang anak bertamu ke rumah Aisyah RA tapi ketika itu bunda Aisyah tidak memiliki apa-apa untuk dihidangkan kecuali 3 butir kurma saja. Lalu kurma tersebut dibagikan masing-masing satu butir pada ibu dan anak-anaknya. Namun saking asyiknya ngobrol, anak-anak si ibu sudah menghabiskan kurma mereka. Lalu anak-anak ini meminta kurma ibunya, padahal ibu itu juga ingin memakannya. Tapi si ibu malah memotong kurma menjadi 2 bagian dan memberikan pada anak-anaknya. Aisyah kagum luar biasa pada perilaku si ibu yang lebih mendahulukan anak-anaknya. Ketika nabi saw datang, Aisyah menceritakan hal tersebut. Lalu nabi saw berkata, "masalah membagi dua kurma untuk anak cuma berkorban sedikit, tapi perilaku si ibu pada anak-anaknya tersebut akan membawanya masuk ke dalam surga".(*)

Masya Allah, coba bayangkan. Hanya memotong kurma saja bisa mengantarkan ibu ke surga, apalagi kalau memasak yaa? Intinya mah, perilaku-perilaku baik ibu kepada anak dapat mengantarkan ibu masuk surga. Bahkan pada hal-hal yang biasa kita anggap sepele. Sungguh catatan berharga untuk emak-emak rempong yang sering dibuat kewalahan oleh sang anak.
SEMANGAT ummiiii, perilaku baikmu berbuah surga!! In sya Allah.

*ditulis berdasarkan ceramah Ust. Khalid Basalamah "17 pilar mempertahankan rumah tangga bag.1"


Bogor, 07032016

♡n.fk

Dzaki, teman dan rambut

Teman dzaki (sebut saja si kembar Da & Di), tetangga di samping rumah selesai privat mengaji. Ternyata selain si Da & Di ada juga 2 orang anak perempuan. Mereka berempat berlari-larian di halaman depan rumah. Sementara Dzaki dan seorang teman (Ev) sedang asik main lego di teras rumah. Tiba-tiba Da datang ngos-ngosan ke arah Dzaki.
Dzaki: "kenapa kamu?"
Da: "capek lari-larian"
Dzaki: "itu anak perempuan kenapa buka jilbab?"
Da: "dia gerah mungkin"
Dzaki: "kan gak boleh buka jilbab"
Da: "emang kenapa?"
Dzaki: "Kan rambut aurat, ga boleh dilihat"
Da: "kan lagi main"
Dzaki: "ya kamu jangan lihat, ga boleh. boleh buka jilbab kalau di rumah aja"
Biasanya kalau tidak yakin dengan apa yg dikatakannya, Dzaki akan selalu bilang "ya kan mii?".
Tapi kali ini tidak.
Ummi: (dalam hati) "Alhamdulillah poinnya dapet"

Bogor, 26022016
-nfk-

KHATAM QUR'AN




Khatam qur'an atau khatam kaji merupakan salah satu momen yang akan selalu dikenang oleh anak-anak minang. Dalam acara ini peserta akan merasa jadi pangeran atau putri raja sehari. Saya ingat, waktu itu sekitar tahun 1994, saat masih duduk di bangku kelas 4 SD. Saya mengikuti acara khatam kaji ini. Pagi-pagi sekali anak-anak yang ikut khatam kaji akan berdandan memakai pakaian muslim yang bagus. Anak laki-laki berdandan ala gaya timur tengah lengkap dengan gamis dan sorbannya. Sedangkan anak perempuan memakai gamis yang kalau menurut saya lebih seperti pakaian pengantin, hehe. Kehebohan itu berlanjut sampai ke mesjid. Anak-anak akan bersiap mengikuti pawai, berupa arak-arakan keliling kampung. Tak lupa pula nanti akan diiringi oleh marching band dan sanak famili. Ada yang menarik, dalam iringan ini keluarga dari pihak ayah (bako) akan membawa nampan berisi nasi kunyik (mirip tumpeng) dan makanan berbagai jenis khas daerah minang, yang nanti akan "dijujuang" diatas kepala. Begitu arakan selesai, anak-anak dan keluarga serta orang-orang kampung akan kembali lagi ke mesjid. Biasanya pawai selesai masuk waktu dzuhur. Setelah ibadah solat, acara dilanjutkan dengan makan bajamba (makan bersama dalam satu tempat, biasanya talam). Lauk disini akan spesial sekali. Karena dimasak bersama-sama oleh tetua kampung. Biasanya acara khatam kaji ini akan menyembelih sapi atau kambing yang dibeli secara patungan oleh orang tua peserta khatam kaji. Sapi atau kambing tersebut akan dibuat gulai khas minang. Kemudian dilanjutkan dengan acara inti yaitu pembacaan hafalan quran, bisa berupa surat-surat pendek atau ayat-ayat pilihan lainnya. Setiap peserta akan dilakukan penilaian oleh guru ngaji (juri), dari tajwid, irama sampai kepada adabnya. Acara tidak berhenti sampai disitu. Malam harinya, ba'da solat isya diadakan acara tambahan atau hiburan berupa "salawat dulang". Ini berisi salawat dan petatah-petitih berupa nasehat yang disampaikan dengan irama-irama dan diiringi oleh "musik" dari suara taburan "dulang" (nampan dari aluminium). 

Oh iya, untuk mencapai pada tahap Khatam Quran ini ada prosesnya loh. Zaman saya masih kecil, kalau tidak bisa dibilang semua tapi sebagian besar anak-anak tingkat SD dan SMP akan pergi mengaji ke mesjid atau surau (musholla). Anak-anak akan dikelompokkan berdasarkan usia dan kemampuannya. Rata-rata anak SD yang baru bisa baca iqro' belajar di sore hari ba'da ashar. Sementara anak-anak yang sudah bisa baca Al.quran akan belajar malam hari ba'da magrib. Disini pun akan dibagi lagi kelompoknya, ada yang baru bisa baca, ada yang tajwidnya sudah bagus dan ada juga level mahir yang sudah bisa mengaji dengan irama-irama indah. Disana kita tidak hanya diajarkan baca Al.quran dengan benar tapi juga pelajaran tambahan lain, seperti fiqh, aqidah akhlaq, imlak, sejarah islam, khad dan lain-lain. Jadi mirip-mirip TPA sekarang lah. Namun, ada sesuatu yang berbeda dan menjadi ciri khas belajar mengaji kami dulu, yaitu kegiatan didikan subuh. Kegiatan yang biasanya dilakukan seminggu sekali ini, pada hari minggu subuh. Sebelum adzan subuh yang suasananya masih gelap dan dilanda rasa kantuk anak-anak akan pergi ke mesjid, kadang bersama orang tua. Tapi lebih suka pergi beramai-ramai bersama teman-teman. Dari didikan subuh anak-anak akan dididik berani dan mandiri. Kami diajarkan supaya bisa tampil didepan umum tanpa rasa takut. Baik itu sebagai MC, menjadi pembaca al.quran, saritilawah, penceramah dan lainnya. Balik ke soal khatam kaji, untuk bisa ikut kegiatan ini, anak-anak harus lulus syarat yaitu, sudah bisa mengaji dengan lancar dan benar serta sudah menamatkan membaca Al.quran 30 juz. Kalau itu sudah dipenuhi, kami akan dibimbing oleh guru untuk mendapatkan ilmu bagaimana cara mengaji yang indah didengar. Rasanya zaman itu belum familiar gaya mengaji ala Al.Ghomidi, Al. Misyari atau ulama lainnya. Jadi kalau menurut saya irama yang diajarkan waktu itu agak terasa berat sebab mungkin juga karena saya yang tidak pandai berdendang ya. ^^


Apapun itu, guru mengaji saya/kami dulu pastilah sangat berjasa sekali. Semoga pahala terus mengalir pada mereka. Aamiin

Bogor, 23022016
-nfk-

BAKAT ANAK


Sebuah artikel di Rumah Inspirasi menuliskan:
"Setiap anak adalah unik, demikian pula bakat dan potensi yang dimilikinya. Keunikan setiap anak ini harus disadari sepenuhnya oleh orangtua, sehingga orangtua tak jatuh pada tindakan membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain." Hal yang sama juga pernah dituturkan bu Septi Peni (founder Institute Ibu Profesional), "jangan membandingkananak bahkan dengan saudara kandungnya sendiri."

Dzaki, sulung kami masih 6 tahun. Tahapan dimana anak masih cenderung bermain dan bereksplorasi. Tugas orang tua cukup memfasilitasi saja kegiatan positif yang dilakukan anak. Karena kita tidak tahu, mana dari kegiatan tersebut yang menjadi potensi terbesar dan bakat terpendamnya.

Tapi ada satu aktivitas yang membuat Dzaki selalu merasa enjoy dan betah berlama-lama mengerjakannya. Yah, menggambar. Dan kebiasaan dari kecil juga, Dzaki senang menceritakan kembali apa yang sudah digambarnya tersebut.

Dan semalam, ketika melihat Dzaki asyik sekali dengan kegiatan menggambarnya, Ummi nyeletuk ke Abi, "kalau tinggal di Bandung, mau deh masukin Dzaki ke Rumah Pensilnya kak Eka Wardhana untuk ikut kursus membuat komik."

Dzaki menimpali,"Buat komik dijual ya Mi, nih komik Aki", sambil menyodorkan selembar kertas bergambar dengan beberapa tulisan yang hanya Dzaki dan Allah yang tahu maksudnya. Hehee.





Hingga kini, kami belum tahu apakah memang dibidang ini bakatnya. Kami baru sampai pada tahap menfasilitasi Dzaki menggambar. Kedepannya berharap segera menemukan komunitas yang cocok untuk hobinya ini. Sehingga, karya Dzaki dapat dioptimalkan lagi.

Note:
Keterangan gambar.
Kelinci melihat semut-semut berkumpul, lalu bertanya, "itu sisa roti bukan?"

*eeaaaaa grin emoticon